Wednesday, December 14, 2016

Selalu ada hikmahnya di balik pemberian-Nya

Disebuah kerajaan, dipimpinlah seorang raja yang memiliki kesenangan berburu di hutan. Karena teramat hobinya, sang raja sering menghabiskan waktunya seharian untuk berburu bersama pengawal dan penasihat setianya.

Suatu ketika, dipagi yang membosankan bagi raja, raja memerintahkan para pengawalnya untuk bersiap-siap berburu. Para pengawalpun segera menyiapkan panah kesayangan sang raja dan para koki masakpun segera menyiapkan bekal untuk di hutan. Karena sang raja selalu menghabiskan waktu dihutan seharian, tentunya bekal dihutan sangat dibutuhkan.Kemudian, berangkatlah sang raja dengan sepuluh orang pengawalnya.

Dihutan, setelah menghabiskan waktu kurang lebih 3 jam mencari sang mangsa, akhirnya sang raja menatap paku dua ekor kijang yang sedang makan. Sang raja pun segera memberi perintah para pengawal untuk mengambil posisi memburu. Namun sang kijang terlalu peka untuk diburu, sang kijang langsung berlari cepat ketika tahu ada yang ingin memangsa dirinya. Kedua kijang itu pun berlari kencang.
Sang raja tidak menyerah, bersama para pengawalnya yang lain, ia mengejar kijang itu dengan bidikan panah yang terus memburu.
Akhirnya, kijang berhenti disuatu sudut hutan, mata sang kijangpun menatap ketakutan, tapi bukan ke arah anak panah yang ingin segera dibidik sang raja, sang kijang menatap seekor harimau yang siap menerkam sang raja.
Terlalu terpusatnya sang raja dengan hewan lincah itu, ia tak sadar ada raja hutan yang siap menerkamnya, dan ... dengan hitungan detik tangan kanan sang raja terputus. Jika tidak diselamatkan para pengawalnya, sang raja mungkin sudah tak terselamatkan.

Satu bulan berlalu, raja menjalani penyembuhannya. Dengan tangannya yang kini tinggal satu, raja tetap bersemangat untuk berburu.
Disuatu pagi, ia memanggil para pengawal yang menemaninya ketika peristiwa 'harimau' itu terjadi. Ia mengintrogasi setiap para pengawalnya kenapa hal ini bisa terjadi, menurutnya para pengawal itu tidak berhasil menjaganya. Dan satu persatu para pengawal itu pun dijebloskannya ke dalam penjara di bawah tanah sebagai hukumannya.

Setelah semua para pengawal masuk ke penjara itu, ia memanggil si penasihat raja. Ia bertanya atas apa yang ia lakukan. Namun si penasihat, sangat bijak menjawab bahwa " apa yang telah diberikan itu (tangan terputus), sebaiknya diterima dengan lapang dada, karena segala sesuatu yang telah diberikanNya adalah hal yang terbaik. sebaiknya sang raja mengambil hikmah dari apa yang terjadi ".

Mendengar jawaban si penasihat, sang rajapun begitu marah. Bagaimana mungkin menerima kenyataan tangan terputus ini dengan melapangkan dada. Dijebloskan pula si penasihat ke penjara bawah tanah bersama para pengawal yang baru saja dihukumnya tadi.

Setelah tangan raja benar-benar sudah pulih. Sang raja memerintahkan para pengawal barunya untuk bersiap-siap berburu ke hutan. Pergilah mereka ke hutan dengan segala perlindungan untuk sang raja.
Namun, ketika tiba di hutan. Hari itu tak seekor pun sang raja menemukan tanda-tanda adanya hewan. Rajapun tak gentar untuk menelusuri hutan tersebut. Sampai akhirnya sang raja bersama pengawalnya memasuki daerah hutan yang belum dikenalnya, Dan... Raja bersama pengawalnya yang baru itu tak merasakan bahwa mereka telah terkepung oleh suku Kanibal (pemakan daging). Tak mampu berkutik, semuanya tertangkap oleh suku tersebut dan dibawalah ke kepala suku yang sudah siap dengan upacara makan dagingnya.

Si kepala suku sangat senang ketika melihat ada banyak manusia yang tertangkap, karena itu ia bisa memilih daging mana yang enak. Lalu dilihat-lihatlah oleh sang raja daging mana yang ingin dimakannya terlebih dahulu.
satu persatu para pengawal termasuklah daging yang enak, sampai akhirnya tiba giliran raja, " Wuaaaah..ini daging yang benar-benar lezat, aku ingin yang ini... Tapi... tangannya... tangannya busuk...tangannya hilang satu, pasti tidak enak. Tidak... aku tidak mau daging ini, buang dia !!!"

Sang raja dibuang, bersama kudanya ia pun kembali ke kerajaannya dengan sendiri. Ditengah perjalanan, sang raja teringat kata-kata penasihat yang sudah dijebloskannya ke penjara. " Benar kata penasihat, apa yang telah diberi adalah hal yang terbaik untukku, jika saja tanganku tidak putus, sudah pasti seluruh tubuhku ini sudah terputus-putus dimakan kepala suku"

Keesokan harinya, sang raja pun baru tiba. para penduduk kerajaan pun heran dan terkejut raja bisa kembali. "raja kembali... raja kembali..." teriak penduduk.
Tak menghitung waktu, raja langsung memerintahkan pengawalnya untuk membebaskan si penasihat. Ia ingin mengucapkan terimakasih kepada si penasihat setianya itu.
" Wahai penasihatku, aku baru bisa memahami apa yang kau katakan padaku ketika sebelum kau ku jebloskan ke penjara. Tentu kau sudah tau kisah perjalanan berburuku ini, karena tangan putusku ini, aku bisa kembali. Untuk itu aku ingin meminta maaf karena telah memenjarakanmu. Apakah kau memaafkanku?"
Dengan bijaknya si penasihat pun menjawab " Wahai raja tuanku,,, tentu aku memaafkanmu, sedikitpun aku tidak marah atas ketentuanmu memenjarakanku, karena apa yang telah diberiNya adalah yang terbaik untukku"
Rajapun heran atas jawaban si penasihat kesayangannya itu " Maksudmu apa? kebaikan apa yang kau maksud?" tanya Sang Raja.

" Wahai Raja Tuanku... Jika engkau tidak memenjarakanku, tentu aku ikut engkau berburu kemarin, dan sudah pasti aku tidak berada disini saat ini karena suku kanibal tentu sudah melahapku "

No comments:

Post a Comment