Thursday, December 22, 2016

Bunda Maria

Kalau dilihat dan dinilai dari sudut manusiawi, kita mungkin dapat berkata, bahwa keputusan Maria untuk menerima tawaran Allah menjadi ‘Ibu Tuhan’ bukanlah sebuah bukti iman yang dalam, tetapi lebih karena Maria yang masih begitu muda usia, masih naif dan belum mampu menganalisa konsekuensi dari jawaban kesanggupan yang diberikannya.

Namun jika kita telaah dari konteks pewahyuan diri Tuhan, madah sukacita Maria menunjukkan betapa Maria sungguh tahu dan sadar, jalan apa yang sedang diambil dan dilaluinya, serta buah apa yang harus dituainya. Ada pergolakan dan perubahan besar-besaran sedang menanti dirinya, dimana ‘orang berkuasa akan diturunkan dari tahta’, ‘yang hina diangkat’, ‘yang lapar dikenyangkan’, ‘orang kaya diusir dengan tangan hampa’ dan ‘orang congkak diceraiberaikan’. Itu berarti bahwa Tuhan akan menggoncang dunia dan menatanya dengan cara dan tatanan yang baru yang lebih baik. Dan Maria berperan sebagai ‘salah satu pelaku kunci’.

Ada sebuah benih kecil yang tercecer dan tidak dipedulikan orang, keadaan ini membuat benih itu merasa rendah diri dan kehilangan rasa percaya diri. Pada suatu hari angin kencang menerbangkan benih itu ke suatu tempat yang baru, sebuah lahan terbuka dengan panas matahari dan dinginnya hujan. Setelah dua puluh tahun, benih yang sudah menjadi sebatang pohon besar itu mendengar ucapan seorang pria yang berteduh dibawahnya : “Tuhan, saya mengucap syukur kepadamu, Engkau telah memberikan pohon ini sebagai pelindung bagiku”.

Benih yng semula tidak diperhitungkan orang, bisa menjadi sesuatu yang berguna dan memberikan kenyamanan. Itulah Maria, dari seorang gadis muda bersahaja, golongan masyarakat biasa, kini telah menjadi tokoh yang menjadi kunci karya Keselamatan Allah bagi dunia. Demikianlah iman kita, hendaknya bertumbuh menjadi semakin besar, hari demi hari. Sabda Tuhan juga membantu menyadari bahwa kita berasal dari benih yang kecil, dan Tuhan telah mengubahnya menjadi seseorang yang bisa berguna bagi banyak orang.

Ambil bagian dalam karya Allah harus menjadi motivasi hidup kita, untuk selalu setia pada iman dan tugas pewartaan Injil. Kita semua tahu, bahwa dunia masa kini semakin meremehkan iman, mengabaikan peintah Injil dan menerapkan jalan-jalan hidup yang bertentangan dengan iman. Banyak orang yang tidak segan-segan memaksakan nilai-nilai karangannya kepada umat beriman, dan ketika usahanya tidak memperoleh hasil seperti keinginannya, maka mereka akan mengunakan berbagai cara untuk menyerang kepercayaan dan keyakinan umat beriman lain.

Menghadapi semua itu, kita harus mengambil keputusan akan apa yang harus dilakukan. Dunia baru dalam terang iman bisa menjadi motivasi dan kekuatan, bahwa iman kita bukanlah suatu pembodohan, tetapi sebuah jalan untuk meraih penyempurnaan hidup dan martabat manusia.

Maria adalah pribadi Kristiani pertama yang menerima Kristus, tidak seorang pun telah mengenal dan mengasihi sang Juruselamat seperti Maria. Peranannya adalah menuntun kita kepada Kasih yang sama, teladannya memberi inspirasi kepada kita untuk memiliki hasrat yang sama untuk mendengarkan, mentaati dan mengasihi. Ketika seorang perempuan yang sedang mendengarkan khotbah Yesus berkata : “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau” (Luk.11:27), dan Yesus menjawab : “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan memeliharanya” (Luk.11:28). Kata-kata ini melipatgandakan pujian perempuan itu bagi Maria. Mengapa? Karena bagi semua orang yang pernah mendengar atau akan mendengar sabda/firman Allah dan memeliharanya, Maria adalah yang terbesar.

Maria adalah model Kristiani berkaitan dengan tanggapannya yang sepenuh hati terhadap sabda Allah. Itulah sebabnya mengapa kita memohon pertolongannya dan menjawab panggilan untuk hidup dalam Kristus. Karena kemauan Maria untuk menjawab panggilan Allah, maka kita pun sekarang memperoleh kesempatan diundang untuk ikut ambil bagian dalam kekayaan Allah.

Mari kita mengikuti teladan Bunda Maria. Dia telah membuktikan bahwa iman itu penting sebagaimana dikatakan Yesus di dalam Injil bahwa iman sebesar biji sesawi pun dapat memindahkan gunung (Mat.17:20). Kita juga patut bersyukur kepada Tuhan karena pengalaman kita hari ini berbeda dengan pengalaman kemarin. Kemarin kita hanya benih kecil, sekarang sudah menjadi pohon besar, yang melindungi dan memberi diri untuk kebahagiaan orang lain. Apakah anda bahagia dalam melayani sesama? Ingat, jadilah pribadi terbaik sehingga semua orang dapat menyapamu “berbahagia”.
(1Kor.9:16-19)
Tuhan Memberkati

No comments:

Post a Comment