Thursday, December 29, 2016

Chiron

Ingatkah dengan kisah Chiron, makhluk keturunan “Centaur”, setengah manusia berbadan kuda. Ini sebuah kisah mitologi Yunani tentang rasa sakit dan bagaimana menyembuhkannya. Kisah Chiron memang dikenal dengan kisah yang dramatis. Betapa tidak, ia terlahir dari buah “aib” perselingkuhan Titan Cronos (Saturnus) dengan gadis desa “Filira.” Ketika akhirnya Filira melahirkan Chiron, betapa terkejutnya ia, karena ia melahirkan bayi cacat yang menjijikan setengah manusia, setengah kuda. Lalu, ia meninggalkan anak itu di sebuah gua dan memohon para dewa untuk melepaskan ia dari jerat penghinaan.

Masa kecil Chiron penuh dengan penghinaan dan rasa sakit. Maka, ia tumbuh menjadi sosok yang kuat sekaligus pedih. Apollo dan Artemis mendidik Chiron sedemikain rupa. Chiron walaupun mahluk centaur, namun memiliki tubuh yang berbeda, ia dikenal lebih tinggi daripada centaur lainnya. Perbedaan lain antara Chiron dengan saudara-saudaranya adalah ia jauh lebih beradab hidup di alam. Ia mahluk yang dapat mengatasi nafsu serakah dan mabuk kuasa. Ia bahkan memiliki pengetahuan yang unggul, dan memiliki garis keturunan yang berbeda dengan centaur lain, yang diciptakan oleh persatuan Ixion dan Nephele.

Pada suatu kali, Chiron terluka oleh panah dari busur Hercules yang tidak disengaja. Ia tidak mati karena keabadian dirinya, namun sebaliknya, ia menderita sakit luar biasa selama sisa hidup abadinya. Ia mengatasi luka panjang yang menganga dan menyayat. Sepanjang hidupnya ia abadikan untuk menyembuhkan luka-lukanya. Tentu racun panah Hercules menyebabkan rasa sakit yang tak tertahankan baginya dalam sepanjang hanyat hidupnya. Namun ia dengan senang hati menyerahkan sakit keabadiannya demi pertukaran untuk kebebasan Prometheus.

Chiron juga dikenal sebagai sosok yang berbudi, dimana ia kemudian mengambil dan mendidik anak yatim, Esculapius, Putra Apollo yang direbut dari payudara ibunya yang mati saat hendak terbakar. Yatim itu dipercayakan kepada Chiron. Ia pun mendidik Esculapius  tentang semua hal seni penyembuhan. Nantinya, Esculapius menjadi salah satu dari dua pendiri bagi generasi “para penyembuh”. Perjuangan mengatasi luka-luka pedih Chiron itulah yang akhirnya membawa dirinya dikenal sebagai penyembuh legendaris dalam dunia Yunani kuno.

Maka dari itu, Carl Jung pun mengabadikan Chiron sebagai simbol “Wounded healer” (penyembuh luka). Carl Jung pun mengabadikan Chiron sebagai "healer archetype", dimana kisahnya menjadi inspirasi bagaimana “depth psychology” bekerja dalam mengatasi luka-luka narsistis.  Mereka yang terluka/tersakiti, merekalah yang sebenarnya menjadi penyembuh. Luka-luka itu disembukan oleh karena pengampunan, kerelaan dan kebijaksanaan dalam memaknainya. Yang terluka, yang menyembuhkan

“Pengalaman kita tentang kesepian, depresi, dan ketakutan dapat menjadi hadiah bagi orang lain, terutama ketika kita telah menerima dan merawatnya dengan baik. Selama luka-luka kita terbuka dan berdarah, kita akan menakuti orang lain. Namun setelah seseorang telah merawat lukanya, mereka tidak lagi menakuti orang lain. Ketika kita mengalami kehadiran kesembuhan orang lain, kita menerima hadiah penyembuhan. Lalu, luka-luka kita memungkinkan kita untuk masuk ke dalam solidaritas yang mendalam dengan saudara-saudara kita yang terluka……. Kita harus percaya, bahwa luka yang kita “perban” oleh kita sendiri, akan memungkinkan kita mendengarkan orang lain. Itu adalah penyembuhan. " Henri Nouwen, The Wounded Healer, 1979

No comments:

Post a Comment