Friday, December 2, 2016

Bekerjalah terus

Saat kami berbelanja di sebuah toko kelontong yang menjual berbagai macam barang. Dari sejak kami datang hingga kami pulang, tampak seorang ibu dengan rambut putihnya selalu tersenyum melayani pembeli. Kami tidak pernah melihat ibu ini berhenti bekerja. Kulitnya yang keriput tak menghentikan semangatnya bekerja. Karena ramai pembeli, sesekali beliau memanggil karyawannya.."Mba...mba ayo keluar...banyak pembeli nih," teriaknya lirih dan ringan di telinga.

Tangannya yang lincah memainkan tombol kalkulator dan ingatannya yang tajam mengingat semua harga barang di tokonya. Diperkirakan ada lebih dari 500 jenis barang di sana. Wow...rasa kagum ini tidak pernah musnah karena dari dulu ibu tersebut menjalankan bisnisnya.

Seharusnya dia bisa memilih untuk pensiun karena anaknya sudah menjadi dokter. Dia juga bisa memilih berlibur karena keuangannya sangat cukup. Namun kenapa di usia senja-pun beliau terus dan tetap bekerja.

Pandangan tersebut menyentil jiwa ini. Akankah aku bekerja sampai usia senja seperti ibu tersebut? Apa sih sebenarnya tujuanmu bekerja?

Tidak terasa ada konflik batin yang berkecambuk. "Yah..saya akan tetap bekerja sampai saya masih bisa dan mampu bekerja". "Tapi...kalau harus bekerja seperti ibu tersebut...sepertinya saya tidak mampu"..."Hmm memang kalau orang bahagia dengan pekerjaannya maka dia akan bekerja terus menerus". Lalu bagaimana caranya bahagia.."Ya..ya..ya jika saya berarti buat orang lain. bahagia karena pelayanan yang saya lakukan? Artinya bahagia itu merajuk fisik ini untuk terus melakukannya tanpa lelah". Dan banyak sekali self talking yang terjadi saat itu.

Sampailah pada sebuah kesimpulan, saya akan bekerja terus menerus tanpa melihat dan mengingat usia karena...
1. Saya senang menjadi berarti buat orang lain.
2. Saya bahagia kala saya bekerja. Saya merasa tidak bahagia kala saya tidak berbuat apa-apa meski itu hanya sehari saja.
3. Saya tidak mau pikun.
4. Saya tidak mau tergantung pada orang lain secara finansial.
3. Bekerja seperti sebuah panggilanNYA sehingga sampai hari ini saya ada.
4. Saya ingin menjadi contoh pekerja yang rajin, giat, tangguh dan bertanggung jawab. Bukan hanya perkataan dan nasihat yang meluncur dari mulut ini tapi sebuah pendidikan nyata bagaimana Walk the Talk semestinya terjadi.

Bagaimana dengan Anda?

No comments:

Post a Comment