Sunday, December 18, 2016

Inspirasi Natal

Suatu ketika, ada seorang pria yang menganggap Natal sebagai sebuah takhayul
belaka. Dia bukanlah orang yang kikir. Dia
adalah pria yang baik hati dan tulus, setia
kepada keluarganya dan bersih kelakuannya
terhadap orang lain. Tetapi ia tidak percaya pada kelahiran Kristus yang diceritakan setiap
gereja di hari Natal . Dia sunguh-sungguh
tidak percaya. "Saya benar-benar minta maaf
jika saya membuat kamu sedih," kata pria itu
kepada istrinya yang rajin pergi ke gereja.
"Tapi saya tidak dapat mengerti mengapa Tuhan mau menjadi manusia. Itu adalah hal
yang tidak masuk akal bagi saya "     Pada malam Natal , istri dan anak-anaknya
pergi menghadiri kebaktian tengah malam di
gereja. Pria itu menolak untuk menemani
mereka. "Saya tidak mau menjadi munafik,"
jawabnya. "Saya lebih baik tinggal di rumah.
Saya akan menunggumu sampai pulang."     Tak lama setelah keluarganya berangkat,
salju mulai turun. Ia melihat keluar jendela
dan melihat butiran-butiran salju itu
berjatuhan. Lalu ia kembali ke kursinya di
samping perapian dan mulai membaca surat
kabar. Beberapa menit kemudian, ia dikejutkan oleh suara ketukan. Bunyi itu
terulang tiga kali. Ia berpikir seseorang pasti
sedang melemparkan bola salju ke arah
jendela rumahnya . Ketika ia pergi ke pintu
masuk untuk mengeceknya, ia menemukan
sekumpulan burung terbaring tak berdaya di salju yang dingin. Mereka telah terjebak
dalam badai salju dan mereka menabrak kaca
jendela ketika hendak mencari tempat
berteduh.     Saya tidak dapat membiarkan makhluk
kecil itu kedinginan di sini, pikir pria itu.
Tapi bagaimana saya bisa menolong mereka?     Kemudian ia teringat akan kandang tempat
kuda poni anak-anaknya. Kandang itu pasti
dapat memberikan tempat berlindung yang
hangat. Dengan segera pria itu mengambil
jaketnya dan pergi ke kandang kuda tersebut.
Ia membuka pintunya lebar-lebar dan menyalakan lampunya. Tapi burung-burung
itu tidak masuk ke dalam. Makanan pasti
dapat menuntun mereka masuk, pikirnya. Jadi
ia berlari kembali ke rumahnya untuk
mengambil remah-remah roti dan
menebarkannya ke salju untuk membuat jejak ke arah kandang. Tapi ia sungguh terkejut.
Burung-burung itu tidak menghiraukan remah
roti tadi dan terus melompat-lompat
kedinginan di atas salju.     Pria itu mencoba menggiring mereka
seperti anjing menggiring domba, tapi justru
burung-burung itu berpencaran kesana-
kemari, malah menjauhi kandang yang hangat
itu. "Mereka menganggap saya sebagai
makhluk yang aneh dan menakutkan,"kata pria itu pada dirinya sendiri, "dan saya tidak
dapat memikirkan cara lain untuk
memberitahu bahwa mereka dapat
mempercayai saya. Kalau saja saya dapat
menjadi seekor burung selama beberapa
menit, mungkin saya dapat membawa mereka pada tempat yang aman."     Pada saat itu juga, lonceng gereja
berbunyi. Pria itu berdiri tertegun selama
beberapa waktu, mendengarkan bunyi
lonceng itu menyambut Natal yang indah.
Kemudian dia terjatuh pada lututnya dan
berkata, "Sekarang saya mengerti," bisiknya dengan terisak. "Sekarang saya mengerti
mengapa KAU mau menjadi manusia."

No comments:

Post a Comment