Wednesday, November 30, 2016

Hinaan itu adalah Motivasi

Saat usianya 15 tahun, ayahnya sakit keras tak kunjung sembuh. Dia harus bekerja sebagai bellboy di sebuah hotel mewah. Tugasnya angkat tas dan barang tamu. Seorang beri dia tips $1 dan terlihat oleh pimpinan. Dia pun dipanggil dan dipecat. Dia mengemis untuk tetap dipekerjakan dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi, tapi ditolak. Hal tersebut membuatnya terpukul. Dia tidak mau pulang karena takut ibunya tahu. Saat itu ayahnya sudah meninggal. Kenangan saat menjadi bellboy terus diingatnya.

Dia melihat Rolls-Royce hitam terparkir di depan sebuah dealer. Dia mendatanginya dan ingin tahu apa yang ada di dalamnya. Lalu ia membuka pintu tersebut untuk mencoba duduk dan membayangkan sedang mengendarai mobil tersebut.

"Apa Yang Kamu Lakukan" Bentak Bos dealer tersebut.

"Tutup kembali pintu mobil itu. Orang seperti kamu tidak akan pernah merasakan duduk di dalam Rolls-Royce."

Hinaan tersebut sangat membekas dalam hatinya. Dia selalu mengingatnya. Benarkah dia tidak akan pernah dapat duduk di dalam Rolls-Royce? Setelah beberapa kali mencoba pekerjaan lain, dia akhirnya diterima di TVB.

Ia berperan utama di film The Bund pada tahun 1980an. Film ini sukses luar biasa dan karirnya melesat sebagai salah satu bintang paling sukses di Hongkong. Setelah itu film demi film pun dibintanginya. Bahkan terakhir dia juga bermain di film-film Hollywood. Dia adalah Chow Yun Fat. Kini dia menjadi sangat kaya dan telah membeli 5 mobil mewah.

Dia berkata "Saya selalu mengajak ibu saya jalan-jalan keliling Hongkong dengan Rolls-royce itu"

Namun mobilnya satu per satu dijual karena merasa tidak nyaman memiliki banyak mobil.

"Pemborosan" katanya. "Saya sebenarnya lebih suka naik bis" ujarnya. Dia mewarisi sifat ibunya yang sedarhana dan tak mau bermewah mewah.

Ambisi membeli mobil itu, hanyalah karena ingin membuktikan pada bos dealer mobil yang mengatakan bahwa dia tidak bisa memiliki Rolls-Royce.

"Dulu saya rendah diri. Sekarang saya bisa katakan, kemewahan apa yang orang lain miliki pernah saya miliki" Katanya dengan rendah hati.

MORAL CERITAnya :
1. Perlakuan yang menyakitkan jangan dijadikan dendam. Berikan RESPON POSITIF dengan menjadikannya sebagai motivasi untuk berhasil.

2. Bekerjalah sekeras kerasnya (PUSH YOU TO THE LIMITS) untuk meraih keberhasilan. Bila sudah tercapai, milikilah sifat rendah hati dan bergaya hidup sederhana.

3. Bekerjalah dengan cinta dan kasih sayang. Nyatakan cinta anda dengan TINDAKAN NYATA berupa hasil usaha keras anda. Wujudkan impian orang-orang yang anda cinyai. Karena sesungguhnya, cinta dan kasih bisa membangkitkan dan meningkatkan energi berkali-kali lipat kekuatannya

Sunday, November 27, 2016

Kisah nyata tentang keinginan dan tekad

Ini adalah kisah tentang seorang gadis pemalu berusia 17 tahun yang memiliki impian untuk kuliah di Amerika.

Namanya adalah Hani. Ayahnya adalah seorang penjaga gedung dan ibunya adalah seorang pembantu rumah tangga. Dimana penghasilan tahunan kedua orangtuanya tidak setara dengan biaya kuliah sebulan di Amerika.

Pada suatu hari Hani dengan baju lusuhnya memberanikan diri pergi ke sebuah sekolah internasional yang semua muridnya adalah anak-anak dari para ekspatriat.
Ia menghampiri salah seorang guru yang mengajar Bahasa Inggris di sekolah tersebut. Ini adalah sebuah tindakan yang membutuhkan keberanian dan tekad yang kuat. Tapi jika komitmen sudah berbicara maka tak ada namanya malu, takut, atau apapun itu namanya.

Ia mengatakan pada guru itu,”Aku ingin kuliah di Amerika”.
Sang guru, Jamie Winship, yang mengisahkan kisah ini sampai akhirnya dimuat di buku Chicken Soup for the College Soul, tercengang dan  ingin menangis mendengar impian gadis lugu tersebut yang seperti Pungguk merindukan bulan.


Singkatnya untuk beberapa bulan berikutnya,
Hani bangun setiap pagi pukul lima dan naik bis kota ke sekolah SMUnya. Selama satu jam perjalanan itu ia belajar pelajaran sekolahnya dan menyiapkan tambahan pelajaran bahasa Inggris yang didapatnya dari Jamie sehari sebelumnya. Pada jam empat sore ia tiba di kelas sang guru. Lelah tapi siap belajar.

Sang guru, Jamie, mengatakan, “Ia belajar lebih giat daripada kebanyakan siswa ekspatriatku yang kaya-kaya. Semangat Hani meningkat seiring dengan meningkatnya kemampuan bahasa Inggrisnya, tapi aku makin patah
semangat”.

Hani tak mungkin memenuhi syarat untuk mendapatkan beasiswa dari universitas besar di Amerika. Hani belum pernah memimpin klub atau organisasi Karena di sekolahnya tak ada hal-hal seperti itu. Ia juga tak memiliki pembimbing dan nilai tes standar yang diberlakukan secara internasional.

Hani hanya memiliki satu kelebihan yaitu tekad yang lebih kuat dari murid manapun.

Pada suatu hari Hani mengatakan pada guru bahasa inggrisnya, Jamie, agar ia didaftarkan sebagai penerima beasiswa, ”Maukah Anda mengirimkan namaku?”

“Aku tak tega menolak. Aku mengisi pendaftaran, mengisi Setiap titik-titik dengan kebenaran yang menyakitkan tentang kehidupan akademisnya, tetapi juga dengan
pujianku tentang keberanian dan kegigihannya”, ujar sang guru.

“Kurekatkan amplop itu dan mengatakan kepada Hani bahwa peluangnya untuk diterima tipis dan mungkin nihil”.

Pada minggu berikutnya Hani meningkatkan
pelajarannya dalam bahasa Inggris. Seluruh tes
komputerisasi menjadi tantangan besar bagi
seseorang yang belum pernah menyentuh komputer. Selama dua minggu ia belajar bagian-bagian komputer Dan cara kerjanya. Lalu tepat sebelum Hani keJakarta untuk mengambil tes TOEFL ia menerima surat dari asosiasi beasiswa itu.

“Inilah saat yang kejam. Penolakan”, pikir sang guru.

Sebagai upaya mempersiapkannnya untuk
menghadapi kekecewaan sang guru lalu membuka surat dan mulai membacakannya.
Dannnnn … Hani Diterima!

“Akhirnya aku menyadari bahwa akulah yang baru memahami sesuatu yang sudah diketahui Hani sejak awal bahwa bukan kecerdasan saja yang membawa sukses, tapi juga hasrat untuk sukses dan komitmen untuk bekerja keras serta keberanian untuk percaya akan dirimu sendiri”, tutur sang guru menutup kisahnya.

Saturday, November 26, 2016

Koin membawa berkat

Sebuah cerita yang sangat menginspirasi dari seorang teman...

Pada 15 tahun lalu, saya ditugaskan oleh perusahaan ke sebuah kota untuk berbicara bisnis dengan orang, sehabis urusan bisnis, saya pergi ke sebuah pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa suvenir bagi rekan sekantor. Biasanya, ketika pergi ke pusat perbelanjaan, saya suka membawa beberapa uang koin, karena kadang-kadang ada pengemis di sekitar pusat perbelanjaan dan saya biasanya merasa lebih nyaman kalau ada memberikan satu atau dua buah uang koin. Hari itu juga sama, dalam saku saya tetap ada beberapa uang koin, jadi saya memberikan sepuluhan uang koin kepada sekelompok anak-anak pengemis yang meminta sedekah di sana. Pada saat itu, saya melihat ada seorang anak yang sedang menatap pada saya sambil mengangkat sebuah papan, tak diragukan lagi kalu ia ingin mendapatkan perhatian saya. Saya pergi ke arahnya dan menemukan kalau usianya sekitar 13 tahun, pakaiannya sudah lusuh namun terlihat bersih, rambutnya juga tersisir rapi. Ia tidak seperti anak lainnya yang memegang cawan keramik di tangan, melainkan membawa sebuah papan yang pada satu sisi bergambar seorang anak lelaki yang sedang menyemir sepatu dan pada sisi lainnya bertuliskan: “Saya membutuhkan satu kotak alat semir sepatu.”

Saat itu, kebetulan saya sedang melakukan bisnis investasi, karena masih ada waktu, saya lalu bertanya pada anak itu berapa jumlah uang yang dibutuhkannya, anak itu menjawab: “125 dolar.”

Saya menggelengkan kepala dan menyampaikan kalau kotak semir yang diinginkannya terlalu mahal. Anak lelaki itu menjawab tidak mahal, juga dikatakannya kalau ia telah empat kali berkunjung ke pasar grosir untuk mengeceknya, jika ingin membeli kotak khusus, bangku, minyak pembersih, sikat lembut dan selusin minyak semir sepatu, kalau tidak ada 125 dolar adalah sulit untuk mendapatkannya. Anak lelaki itu membicarakannya dengan teratur dengan dialek daerahnya.

Saya bertanya kepadanya berapa banyak uang yang sekarang ada di tangannya, tanpa berpikir sedikit pun anak itu menjawab kalau sekarang sudah ada 35 dolar dan masih kurang 90 dolar. Saya menatap anak itu dengan seksama, setelah yakin bahwa dirinya bukan seorang penipu, saya lalu mengambil dompet dan mengeluarkan 90 dolar, saya katakan: “90 dolar ini untukmu, anggap saja sebagai investasiku. Tapi ada satu syarat, sejak engkau menerima uang ini, maka kita adalah mitra usaha. Saya akan tinggal di kota ini selama 5 hari, dalam 5 hari ini, selain engkau harus mengembalikan 90 dolar kepadaku, juga harus ditambah dengan bunga pinjaman sebanyak 1 dolar. Jika engkau setuju pada persyaratan ini, maka 90 dolar ini menjadi milikmu.”

Anak lelaki itu menatapku dengan senang dan segera menyetujui persyaratanku. Anak lelaki itu juga mengatakan padaku bahwa ia sekarang duduk di kelas 6 SD, setiap minggu hanya masuk sekolah tiga hari, sedangkan pada hari-hari lainnya, ia harus menggembala sapi dan domba, serta membantu ibunya bertani, tapi nilai sekolahnya tidak pernah bergeser dari tiga besar, jadi ia adalah anak yang hebat. Saya bertanya padanya mengapa ia ingin membeli sebuah kotak semir, ia menjawab: “Karena keluargaku miskin, maka saya ingin memanfaatkan liburan musim panas ini untuk memperoleh uang sekolah.”

Saya menatapnya dengan pandangan mata penuh apresiasi, kemudian menemaninya ke pasar grosir untuk membeli kotak semir dan berbagai peralatan semir sepatu lainnya. Anak lelaki itu membawa kotak semir dan bersiap-siap untuk membuka stan di depan pintu masuk pusat perbelanjaan. Saya menggelengkan kepala dan berkata: “Sebagai mitra usahamu, agar supaya modalku bisa kembali, saya wajib mengingatkanmu agar memilih tempat usaha yang tepat. Dalam pusat perbelanjaan ada mesin semir sepatu gratis dan semua orang tahu itu.” Anak lelaki itu lalu berpikir dengan serius dan bertanya: “Bagaimana kalau hotel di seberang?” Saya berpikir: “Ini adalah sebuah kota tujuan wisata, setiap hari tentu ada banyak turis yang menginap di hotel itu, setelah capek dalam perjalanan seharian, keesokan harinya ketika akan berangkat, mereka pasti membutuhkan bantuan untuk menyemir sepatu mereka agar bersih.” Terpikir akan itu, saya pun setuju akan usulnya.

Jadi, anak itu kemudian mencari tempat di dekat pintu masuk hotel, ia menaruh kotak semir di posisi agak jauh dari pintu masuk, setelah melihat tidak ada orang di sekitar, ia berkata kepada saya: “Mengapa tidak membiarkan saya membayar bunga pinjaman satu dolar sekarang? Anda juga harus tahu akan mutu pelayanan saya.” Saya pun berkata: “Busyet!” sambil tertawa, anak ini sungguh cerdas, ia ingin menyemir sepatuku dan membayar bunga pinjaman satu dolar dengan ongkos semirnya. Saya kagum pada kecerdikannya dan duduk di bangku semirnya, saya katakan: “Jika engkau menyemir sepatuku kurang bagus, itu membuktikan engkau telah berbohong dan saya telah berinvestasi pada orang yang tidak jujur, artinya saya telah gagal dalam investasi.” Kepala anak itu terayun bagaikan kelontong, ia mengatakan bahwa dirinya adalah yang terbaik, ia telah berlatih menyemir sepatu selama sebulan di rumah. Harus diketahui kalau di daerah pedesaan tidak banyak orang yang memiliki sepatu yang baik, ia pun pergi ke satu demi satu rumah untuk meminta sepatu mereka agar dapat disemirnya sampai bersih dan mengkilap. Beberapa menit kemudian, terlihat sepatuku sudah mengkilap dan menyilaukan mata, saya menganggukkan kepala sebagai tanda puas atas hasil kerjanya. Saya mengeluarkan pulpen merah dari saku dan menuliskan dua kata berukuran besar pada kedua pipinya: “Paling Bagus.” Anak itu tertawa senang. Kebetulan pada saat itu, ada satu unit bus berukuran sedang yang membawa turis tiba di depan hotel, ia dengan cepat berlari ke sana dengan membawa kotak semirnya, sambil menunjuk pada pipinya, ia mengatakan kepada satu persatu tamu yang turun dari bus: “Ini adalah kata penghargaan dari pelanggan, apakah anda ingin mencobanya? Saya akan membuat sepatu anda mengkilap bagaikan cermin.” Dengan cara ini, anak itu menjadi sibuk sekali.

Keesokan harinya, saya datang kembali ke hotel itu dan melihat anak itu sejak pagi-pagi telah berjaga-jaga di sana, ia dengan gembira mengatakan kepadaku bahwa kemarin ia mendapatkan uang 50 dolar, setelah dikurangi dengan cicilan pinjaman sebanyak 18 dolar kepadaku dan biaya makan sebanyak 3 dolar, keuntungan bersihnya masih ada 29 dolar. Saya menepuk kepalanya dan memberi pujian kalau ia telah melakukannya dengan baik.

Ia mengatakan kalau semalam tidak tidur di bawah jembatan, tetapi tinggal di tempat penginapan umum, tetapi ia tidak perlu membayar biaya inap sebesar 5 dolar. Saya sedikit bingung, bagaimana tidak perlu membayar biaya inap? Pada saat ini, anak itu tersenyum dengan bangga: “Saya membantu pemilik tempat penginapan dan istrinya untuk menyemirkan sepuluhan pasang sepatu, jadi malam ini saya juga bisa menginap lagi secara gratis.”

5 hari berlalu dengan cepat dan saya harus meninggalkan kota ini, selama 5 hari ini, anak itu mencicil 18 dolar setiap hari dan berhasil melunasi utang pinjamannya sebesar 90 dolar. Anak itu tahu kalau saya menjabat sebagai manajer di salah satu perusahaan investasi di Beijing, ia mengatakan bahwa saat lulus dari perguruan tinggi nanti, ia akan pergi ke Beijing untuk mencariku, sehabis mengatakannya lalu mengulurkan tangan kecilnya yang hitam, saya juga mengulurkan tangan saya, dua tangan kami pun saling menggenggam.

Waktu berlalu dalam sekejap dan 15 tahun telah lewat.

Saya telah meninggalkan perusahaan investasi tempat semula saya bekerja dan membuka sebuah perusahaan perdagangan sendiri. Hari itu, saya sedang sibuk di kantor, sebab perusahaan kehilangan satu lot barang yang berjumlah banyak akibat kecelakaan, akibatnya timbul kesulitan modal kerja pada perusahaan dan semua pihak datang untuk meminta pelunasan utang. Beberapa saat setelah saya menaruh telpon, sekretaris masuk dan mengatakan bahwa ada seorang pemuda yang mengundangku untuk makan siang, saya bertanya siapa itu tanpa mendongakkan kepala, sekretaris mengeluarkan satu gantungan kunci dan meletakkannya di atas meja saya, melihat gantungan kunci ini, seketika saya terpana, pada gantungan kunci itu ada satu boneka kaca bentuk beruang kecil, pada dahi boneka beruang itu ada terukir tulisan: “Aku adalah yang paling bagus.”

Saya segera teringat kalau gantungan kunci ini adalah hadiah perpisahan yang saya berikan pada anak tukang semir sepatu itu ketika berjabatan tangan dengannya pada 15 tahun yang lalu.

Pada siang harinya, ketika saya masuk ke restoran, saya menemukan seorang pemuda berpakaian jas rapi dan terlihat sangat gagah yang berdiri di samping meja tempat kami berjanji untuk bertemu. Sambil tersenyum, ia membungkukkan badan sedikit ke arahku. Dari wajahnya, saya bisa menemukan bayangan dari seorang anak tukang semir di kala itu. Ketika sedang minum teh, ia mengeluarkan selembar cek senilai 5 juta dolar dan berkata kepadaku: “Saya ingin berinvestasi pada perusahaan anda, anda kembalikan pada 5 tahun mendatang dengan keuntungan dari perusahaan anda.”

5 juta dolar, benar-benar bantuan yang tepat pada waktunya!

Pemuda itu berkata sambil tersenyum: “Pada 15 tahun yang lalu, anda mengajari saya cara untuk bertahan hidup melalui hipotek. Sejak kotak semir itu, saya berhasil mengumpulkan satu demi satu usaha. Sekarang saya sudah punya perusahaan sendiri, saya juga berhak atas bunga pinjaman untuk investasi 5 juta dolar ini.”

Saya mendongakkan kepala dan bertanya berapa banyak yang diinginkannya, ia menjawab dengan tenang: “1 dolar.” Saya menyandarkan diri pada kursi dan wajahku pun tersenyum. 90 dolar mendapat 5 juta dolar sebagai imbalan, inilah adalah investasi paling sukses dalam karir saya.

Kesuksesan bukan tergantung pada seberapa banyak yang anda miliki, lebih penting adalah seberapa banyak anda telah membantu orang lain! Ada seberapa banyak orang yang tumbuh berkembang karena tergugah hatinya oleh diri anda.

#Berpikir...

Friday, November 25, 2016

Seperti pohon bambu


Tahukah anda bahwa pohon bambu tidak akan menunjukkan pertumbuhan berarti selama 5 tahun pertama.

Walaupun setiap hari disiram & dipupuk, tumbuhnya hanya beberapa puluh centimeter saja.

Namun setelah 5 tahun kemudian, pertumbuhan pohon bambu sangat dahsyat & ukuran nya tidak lagi dalam hitungan centimeter melainkan meter.

Lantas sebetulnya apa yang terjadi pada sebuah pohon bambu ???

Ternyata selama 5 tahun pertama, ia mengalami pertumbuhan dahsyat pada akar (BUKAN) pada batang, yang mana daripada itu, pohon bambu sedang mempersiapkan pondasi yang sangat kuat, agar ia bisa menopang ketinggian nya yang berpuluh puluh meter kelak dikemudian hari.

*MORAL OF THE STORY*
Jika kita mengalami suatu hambatan & kegagalan, bukan berarti kita tidak mengalami perkembangan, melainkan justru kita sedang mengalami pertumbuhan yang luar biasa di dalam diri kita.

Ketika kita lelah & hampir menyerah dalam menghadapi kerasnya kehidupan, jangan pernah terbersit pupus harapan.

Ada pameo yang mengatakan “The hardest part of a rocket to reach orbit is to get through the earth’s gravity” (“bagian terberat agar sebuah roket mencapai orbit adalah saat melalui gravitasi bumi”).

Bagian peralatan pendukung terbesar yang dibawa oleh sebuah roket adalah jet pendorong untuk melewati atmosphere & gravitasi bumi.

Setelah roket melewati atmosphere, jet pendorong akan dilepas & roket akan terbang dengan bahan bakar minimum pada ruang angkasa tanpa bobot, melayang ringan, & tanpa usaha keras.

*Bagian TERBERAT dari sebuah KESUKSESAN adalah disaat awal seseorang MEMULAI USAHA dari sebuah perjuangan, karena segala sesuatu terasa begitu BERAT & PENUH TEKANAN.*

Namun bila ia dapat melewati batas tertentu, sesungguhnya seseorang dapat *merasakan segala kemudahan & kebebasan dari tekanan & beban.*

*Banyak orang yang MENYERAH disaat tekanan & beban dirasakan terlalu berat, bagai sebuah roket yang gagal menembus atmosphere.*

Buya Hamka berkata “kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup &  kalau kerja sekedar kerja, kera juga bekerja”.

Ketika pohon bambu ditiup angin kencang, ia akan merunduk, tetapi setelah angin berlalu, dia akan tegak kembali, laksana perjalanan hidup seorang manusia yang tak pernah lepas dari cobaan & rintangan. *Jadilah seperti pohon bambu !!!*

*Fleksibilitas* pohon bambu mengajarkan kita sikap hidup yang berpijak pada keteguhan hati dalam menjalani hidup, walaupun badai & topan menerpa.

*Lupa akan kata menyerah untuk terus tumbuh, tidak ada alasan untuk terpendam dalam keterbatasan, karena bagaimanapun pertumbuhan demi pertumbuhan harus diawali dari kemampuan untuk mempertahankan diri dalam kondisi yang paling sulit sekalipun.*

Pastikan dalam hari-hari ke depan, hidup kita akan *MENJULANG TINGGI & menjadi PEMBAWA BERKAT* bagi sesama, seperti halnya pohon bambu.

Cangkir Menawan

Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko souvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik.
“Lihat cangkir itu,” kata si nenek kepada suaminya.
“Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat,” ujar si kakek.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara “Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah rodaberputar.

Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak.
Tetapi orang itu berkata: “Belum !”
Lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang.
Stop! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian.
"Panas! Panas!" Teriakku dengan keras.
"Stop! Cukup!" Teriakku lagi.
Tapi orang ini berkata “belum !”

Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan.
Stop ! Stop ! Aku berteriak.

Wanita itu berkata “belum !”
Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya!
Tolong! Hentikan penyiksaan ini!
Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya, tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku.
Ia terus membakarku.
Setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiarkan dingin.

Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.

Kesimpulan:

Keberhasilan, kecantikan dan kesuksesan tidak datang begitu saja, semua ada prosesnya yang harus dilalui. Setiap proses yang datang dalam hidup kita semua merupakan satu bagian dari pelajaran terpenting dalam hidup kita.
Tanpa ada kesulitan, halangan dan rintangan, mana mungkin ada ketegaran, kesabaran, dan kegigihan dalam berjuang melewatinya.

Pelajaran terpenting bagi kita, janganlah lihat bagaimana seseorang hari ini, tetapi bagaimana perjalanan seseorang bisa menjadi seperti sekarang ini?

Sesuatu yang menyakitkan, sesuatu yang membuatmu tertekan dan sesuatu yang membuatmu jatuh, terpukul dan terhina belum tentu tidak baik. Bila semua itu dapat dilewati dengan kekuatan dan kebesaran jiwamu, maka kau akan berubah menjadi sosok yang berbeda.

Thursday, November 24, 2016

Cerita Sejarah Dunia Tentang Kehidupan

Ini kisah nyata yg terjadi pada thn 1892 di Stanford University.

Ada seorang mahasiswa muda berusia 18 tahun yang berjuang untuk membayar biaya kuliahnya. Dia seorang yatim piatu, dan tidak tahu ke mana harus mendapatkan uang. Akhirnya dia dapat ide yg cemerlang.

Bersama seorang temannya, ia memutuskan untuk menggelar  konser musik di kampus guna mengumpulkan uang untuk biaya pendidikan mereka. Konser itu mereka adakan dengan mendatangkan pianis besar Ignacy J. Paderewski.

Manajer sang pianis  meminta biaya sebesar $ 2.000 untuk konser piano.Sebuah kesepakatan pun terjadi. Dua anak muda itu pun mulai bekerja untuk membuat konser sukses.

Hari besar tiba. Paderewski akan melaksanakan konser piano di Stanford University. Tapi sayangnya, si kedua mahasiswa tidak berhasil menjual tiket sesuai target. Total tiket yg terjual hanya $ 1,600.

Keduanya kecewa, Mereka lalu pergi ke Paderewski dan menjelaskan keadaan mereka. Mereka memberikan seluruh uang $1,600, ditambah dgn cek sebesar $ 400. Kedua mahasiswa tersebut berjanji untuk melunasi cek secepatnya.

"Tidak" kata Paderewski. "Aku tidak dapat menerima." Dia menyobek cek, mengembalikan uang $1,600 sambil berkata kepada kedua mahasiswa, "Ini uang $1,600 kalian ambil. Gunakanlah untuk biaya kuliah kalian. Aku akan mainkan konser piano tanpa perlu kalian bayar !" Kedua mahasiswa  terkejut, dan mengucapkan terima kasih yg sebesar-besarnya.

Bagi Paderewski, yg dilakukan nya adalah tindak kebaikan yg kecil.

Tapi  jelas itu menunjukkan bahwa Paderewski seorang manusia yang besar. Mengapa ia harus membantu kedua mahasiswa tersebut yang bahkan dia tidak kenal sama sekali?

Kita semua juga sering menemukan situasi seperti ini dalam hidup kita.Dan kebanyakan dari kita hanya berpikir "Jika saya membantu mereka, apa yang akan terjadi padaku?"

Kalau seseorang itu benar-benar baik dan bijak, dia akan berpikir, "Jika saya tidak membantu mereka, apa yang akan terjadi dgn mereka ?".

Orang-orang yang baik dan bijak tidak akan melakukannya dengan mengharapkan balasan. Mereka melakukannya karena mereka merasa itu adalah hal yang benar yang harus dilakukan.

Sebagaimana diketahui, Paderewski kemudian menjadi Perdana Menteri Polandia. Dia seorang pemimpin yg besar, tapi sayangnya ketika Perang Dunia I dimulai, Polandia dilanda kelaparan.

Ada lebih dari 1,5 juta orang kelaparan di negaranya, dan tidak ada uang utk memberi makan mereka. Paderewski tidak tahu ke mana harus berpaling untuk minta bantuan. Dia mengulurkan tangan ke Administrasi Makanan dan Bantuan AS untuk minta bantuan.

Presiden AS saat itu, Herbert Hoover, setuju untuk membantu dan cepat dikirim berton-ton bahan makanan untuk rakyat Polandia yang kelaparan. Akhirnya sebuah bencana dapat dihindari dan Paderewski lega.

Dia memutuskan untuk pergi bertemu dengan Hoover secara pribadi guna berterima kasih kepadanya. Ketika Paderewski mengucapkan terima kasih kepada Hoover atas sikap mulianya, Hoover cepat menyela dan berkata, "Anda tidak harus berterima kasih kepada saya, Pak Perdana Menteri. Anda mungkin sudah lupa, tetapi saya tidak akan pernah dapat melupakannya. Beberapa tahun yg lalu, Anda membantu biaya kuliah dua mahasiswa muda di Stanford University. Saya adalah salah satu dari mereka...."

Dunia adalah tempat yg indah.

Apa yg terjadi di sekitar kita biasanya datang dari apa yg telah kita lakukan.

Pesan moral kisah di atas:
* Pada saat kita ada kesempatan untuk membantu sesama, JUST DO IT !!!
* Jangan pernah menghitung-hitung soal pahala atau mengharapkan balas budi.
* Kita tidak perlu tahu dari mana dan dgn cara apa balasan itu akan datang kepada kita

Wednesday, November 23, 2016

Menjadi Manusia yg Bahagia

"Engkau mungkin memiliki kekurangan, merasa gelisah dan kadangkala hidup tak tenteram, namun jangan lupa hidupmu adalah sebuah proyek terbesar di dunia ini. Hanya engkau yang sanggup menjaga agar tidak merosot.
Ada banyak orang membutuhkanmu, mengagumimu dan mencintaimu.

Aku ingin mengingatkanmu bahwa menjadi bahagia bukan berarti memiliki langit tanpa badai,
atau jalan tanpa musibah,
atau bekerja tanpa merasa letih,
ataupun hubungan tanpa kekecewaan.

Menjadi bahagia adalah mencari kekuatan untuk memaafkan,
mencari harapan dalam perjuangan,
mencari rasa aman di saat ketakutan,
mencari kasih di saat perselisihan.

Menjadi bahagia bukan hanya menyimpan senyum, tetapi juga mengolah kesedihan.

Bukan hanya mengenang kejayaan,
melainkan juga belajar dari kegagalan.

Bukan hanya bergembira karena menerima tepuk tangan meriah,
tetapi juga bergembira meskipun tak ternama.

Menjadi bahagia adalah mengakui bahwa hidup ini berharga,
meskipun banyak tantangan, salah paham dan saat-saat krisis.

Menjadi bahagia bukanlah sebuah takdir, yang tak terelakkan, melainkan sebuah kemenangan bagi mereka yang mampu menyongsongnya dengan menjadi diri sendiri.

Menjadi bahagia berarti berhenti memandang diri sebagai korban dari berbagai masalah, melainkan menjadi pelaku dalam sejarah itu sendiri.

Bukan hanya menyeberangi padang gurun yang berada diluar diri kita, tapi lebih dari pada itu, mampu mencari mata air dalam kekeringan batin kita.

Menjadi bahagia adalah mengucap syukur setiap pagi atas mukjizat kehidupan.

Menjadi bahagia bukan merasa takut atas perasaan kita. Melainkan bagaimana membawa diri kita. Untuk menanggungnya dengan berani ketika diri kita ditolak.

Untuk memiliki rasa mantap ketika dikritik, meskipun kritik itu tidak adil.

Dengan mencium anak-anak, merawat orang tua, menciptakan saat-saat indah bersama sahabat-sahabat, meskipun mereka pernah menyakiti kita.

Menjadi bahagia berarti membiarkan hidup anak yang bebas, bahagia dan sederhana yang ada dalam diri kita; memiliki kedewasaan untuk mengaku "Saya Salah", & memiliki keberanian untuk berkata "Maafkan Saya"...

Memiliki kepekaan untuk mengutarakan "Aku membutuhkan kamu" ; memiliki kemampuan untuk berkata "Aku....

Dengan demikian hidupmu menjadi sebuah taman yang penuh dengan kesempatan untuk menjadi bahagia.

Di musim semimu, jadilah pecinta keriangan. Di musim dingin-mu, jadilah seorang sahabat kebijaksanaan.

Dan ketika engkau melakukan kesalahan, mulailah lagi dari awal. Dengan demikian engkau akan lebih bersemangat dalam menjalankan kehidupan.

Dan engkau akan mengerti bahwa kebahagiaan bukan berarti memiliki kehidupan yang sempurna, melainkan menggunakan airmata untuk menyiram toleransi, menggunakan kehilangan untuk lebih memantapkan kesabaran, kegagalan untuk mengukir ketenangan hati, penderitaan untuk dijadikan landasan kenikmatan, kesulitan untuk membuka jendela kecerdasan.

Jangan menyerah...
Jangan berhenti mengasihi orang orang yang engkau cintai.....
Jangan menyerah untuk menjadi bahagia karena kehidupan adalah sebuah pertunjukan yang menakjubkan.

Dan engkau adalah seorang manusia yang luar biasa!!..